Pages

Friday, October 24, 2014

Gadis Itu Bernama Nevalina Slavijnovna (1)

Duduk manis ditengah euporia rakyat yang sedang bergembira punggawanya resmi menggantikan paduka yang lama. hiruk pikuk mereka menyadari diri ini, bahwa bukan kepastian yang mereka idamkan, tapi sebuah harapannya yang belum tentu akan menjadi nyata. Bukan pesimis, tapi bagi saya, malaikatpun akan tergoda bila masuk dalam selimut gelap bernama politik.




Bandung, 22 Oktober 2005

Senja yang merona indah terpancar dibalik jendela kereta, seakan rona itu menyambut diriku, yang kembali menuju kota Bunga. Aku akan merindukan masakan opor ayam kakek selama 2 semester kedepan. Perjalanan semakin menyenangkan ketika ipod mini melantunkan lagu Band Laluna, membuat sore itu begitu apik. Semuanya indah, tatkala perjalanan berakhir di stasiun Bandung. perjalanan saya akhirnya berakhir dimana nampak 2 wajah yang selama satu setengah semester ini menemaniku dalam kebahagian (Dibaca : Frustasi).

Rudi : " Hey jimmy masbro, Sobbrohhhh.."
Wawan : "woy cinak lu balik lagih..... cihuyyy"

Oke, berakhir sudah hidup saya yang bahagia selama liburan semester kali ini. 3 orang mahasiswa idiot ini berkumpul kembali. 

wawan : Jim lu udah tahu belom, kalau di kampus kita ini bakal ada PENSI
gue : yaelah PENSI kaya jaman SMA aja lu..
wawan : Serius gue.. lu bisa bantu gue ga?
Rudi : Iya jim bantu wawan tuh..
gue: bantu apaan?
wawan : ajarin gue belajar main gitar. lu kan jago ngamen.
Sontak gue menolak ajakan wawan dan rudi yang menginginkan minta di ajari main musik untuk di pentas kampus. Bukannya sombong, tapi masalahnya pentas kampus bakal di gelar 2 minggu lagi, mana mungkin saya mengajari wawan yang nyanyi lagu aja intonasinya kaya orang lagi baca puisi. apalagi ngajarin main alat musik yang harus membaca not balok.

Selepas magrib, pintu kamar kost terbuka, terlihat senyum 2 muka manusia yang sudah menjadi sahabat saya di 2 semester ini. Hari ini wawan terlihat berbeda, dengan PECI dan KAIN SARUNG yang dikenakannya, tak ayal seperti seorang penjahat bajingan yang sedang tobat.
Wawan akhirnya menceritakan kepada saya, perihal mengapa dia antusias sekali ingin bermain musik di PENSI nanti karena dia ingin buktikan kepada salah satu perempuan yang menolaknya. Bahwa dia juga bisa bermain musik.
"Duuaarrrrrr...!!!!!" bunyi bom yang ada di jantung saya. lagi-lagi terjebak di urusan wanita. wawan menceritakan awal mula bertemu dengan gadis itu 2 minggu yang lalu, pada saat ingin menemui Rudi  di cafe kesukaan Rudi. Dan kebetulan, anak gadis yang menolak wawan kuliah di kampus yang sama dengan kami, hanya beda jurusan saja.

Gue : Tunggu!!!! lu baru kenal 2 Minggu udah berani nembak itu cewe? sarap lu yee!!
Wawan : Abis itu cewe cantik banget jim.. jujur gue terpesona sama siapa dah namanya rud..
Rudi : nava...nuva.. niva..anaaa..
Gue : udah..udah.. namanya aja lu ga apal, gimana mau nembak. udahlah wan, masa ga kapok sama pelajaran sama si KUTANG. Alhamdulilah KUTANG akhirnya jadi temen kita kan, masa lu mau nambah daftar perempuan yang nolak lu...??

Malam itu gue tetap nolaklah permintaan wawan mentah-mentah, bukan apa-apa, gue ga mau temen gue yang ancur itu, tambah ancur lagi karena malu. di tolak cewe aja rasanya kaya di tendang 200 kuda di bagian dada, apa lagi ditambah malu karena main pensi dengan modal pas-pasan.

Kuliah bukan perkara mudah, selama 1 setengah semester ini gue bertiga jatuh bangun buat menghadapi segala macam perkara, dari kehabisan duid (ini tiap hari), bangun tidur demi kelas pagi, atau menghadapi dosen yang killer ngasih kuis tiap hari. Gue juga pengen jatuh cinta, dan gue ngerti gejolak kaum muda kaya kami bertiga ini, tapi selepas kasus KUTANG kemarin, gue ga mau waktu malam minggu di bioskop, tiba-tiba jadi horor, bukan karena filmnya, tapi gara-gara isi dompet yang kosong. Penganguran sama anak kuliah macam kami bertiga ini bedanya cuma 1, kita masih kuliah, pengangguran engga.

Suatu ketika sehabis ngamen di lampu merah jalan pasupati, gue minggir ke salah satu tempat bakmie ayam kesukaan gue. Hari ini gue ngamen bukan karena butuh duid, tapi gue pengen nyumbang buat korban Tsunami Aceh, karena gue ga punya pemasukan tetap ya cuma dari hasil ngamen yang bisa gue lakuin. Selagi makan mie ayam dan mendengarkan lagu dari ipod mini gue melalui earphone, tiba-tiba earphone sebelah kiri gue ada yang lepasin, sontak gue pengen marah karena ada yang ganggu makan siang gue, tapi justru gue yang terkejut, tangan halus yang ngambil earphone gue adalah tangan salah satu perempuan cantik yang dulu pernah kami kejar-kejar, dia adalah Kurnia Tantia Anggraini as knows as KUTANG.

Gue : Kutt... eh nia, lu kok disini?

Kutang : Lah gue kali yang harusnya nanya, elu ngapain disini? bawa2 gitar segala.. abis ngamen yah.. lagian masa lu lupa, rumah gue kan deket sini, gue barusan turun dari angkot, ga sengaja liat elu dari situ.. (Nunjuk pertigaan lampu merah)

Gue : Ohhh.. oia yah, lu kan anak pasupati 9 .. eh lu udah makan gue traktir nih..
Kutang : Ga ah, gue udah kenyang.. eh btw, lu pasti ikut PENSI minggu depan yah ?
Gue : ah engga.. gue ga bisa nyanyi..
Kutang : lah terus ngapain ngamen, bawa-bawa gitar segala
Gue : ya ngamen kan ga harus bagus kali, gue yang penting dapet gopek aja udah syukur.. daripada dapet celaan..

gue dan kutang tertawa bersama-sama, tak lama kutang pamit pulang, naik angkot menuju rumahnya di pasupati 9. Gue pun segera meninggalkan lampu merah itu, lumayan hasil ngamen dapet 65 ribu, semuanya gue udah kasih ke panitia temen-temen kampus yang masih membawa box duka tsunami Aceh. Sehabis solat isya, gue duduk di pelataran kostan. Kostan gue bertiga bukan kostan mahal, cuma kostan kecil dengan jumlah 12 pintu, kebetulan gue di bangunan tingkat ke 2. lebih enaknya lagi, posisi kostan gue ada di dago atas. jadi, sebagian besar Kota Bandung, adalah pemadangan yang indah sehabis malam menjelang.

Tak lama, wawan dan rudi datang. Kami bertiga bernyanyi sejenak melepas penat yang hadir. kulihat wajah wawan tidak seperti 2 hari yang lalu, yang beringas ingin tampil di PENSI minggu depan. Rudi pun sepertinya sedang bahagia, hari ini orang tuanya mengirimkan amplop berisi benda yang dapat mengisi kekosongan hidupnya selama 1 bulan.

gue : wan .. siapa sih cewe yang nolak elu, sampai lu pengen banget naik ke PENSI
wawan : Namanya,.... hmmm.. Nepavina slavikona kalau ga salah,,
Rudi : NEVALINA SLAVIJNOVA waannn.. kebanyakan makan mecin si lu, nama orang di ganti2..
wawan : Abis namanya susah cuy..

Gue : hah!!! lu nembak bule?? itu kan cewe rusia gitu??

Wawan : yaaaa memang... Nevalina Slavijnova mahasiswa pertukaran dari negara Belarus.

Rudi : Uzbekistan waaann,,,

Wawan : belarus cuuyy

Gue : Udah-udah, ga penting mau dari belarus atau uzbekistan. yang penting lu anterin gue ketemu sama si nevalina itu besok.
wawan : Lah mau  ngapain jim?
gue : udah lu diam aja itu urusan gue! dia di jurusan apa ?
Wawan : dia kuliah di jurusan MIPA, tapi kalau mau ketemu dia, di tempat rudi aja, dia lagi jadi pemain biola di tempatnya rudi.
Rudi: Gimana kalau lusa aja, kan PENSI udah mulai, opening PENSI bakal di gelar di gedung serba guna kampus, gue sama nevalina main okestra kecil-kecilan.

gue : yaudah perfect!.


bersambung ...






Thursday, April 24, 2014

Kisah Kartina dan Kartono memperingati hari Ibu Kartini.



Di suatu tempat tersebutlah daerah lembah yang sejuk, bernama dusun SukaSuka. Di dusun tersebut hanya sedikit orang yang tinggal disana, kira-kira hanya ada 22 kepala keluarga bersama anak dan istrinya. diantara 22 kepala keluarga itu, hidup sepasang suami istri bernama Kartina dan Kartono.

Sudah hampir 12 tahun mereka menikah, dan sampai saat ini belum di karunia momongan. Namun dalam penantian bertahun-tahun itu, mereka tetap bersama baik suka, maupun duka. Kartina, adalah anak juragan tanah di desa seberang, desa sukatanem. dan kartono hanya seorang laki-laki yang dibesarkan dari keluarga yang biasa-biasa saja.

Suatu saat, ibu kartina berkata kepada suaminya:

"pak, sebentar lagi hari ibu kartini. kita rayain yuk sekali-kali"
"heh.. emang ibu kartini siapa toh bu? kok harus di rayakan"
"itu loh pak, yang menggagas emansepasi wanita dan penulis buku habis gelap barulah pulang"
"bapak ga kenal bu.. seumur hidup, bapak kan cuma kenal ibu sama orang tua bapak"
"yah.. pokoknya kita harus rayain titik!" ucap ibu kartina yang melenggang lurus menuju dapur, menyisakan pak kartono yang terdiam kebingungan sambil menatatap istrinya melenggang pergi.

Esok hari, ketika pagi menyingsing dan pak kartono akan berangkat menuju sawah untuk bercocok tanam, ibu kartina pun berucap
"pak, ingat ya besok kita rayain ibu kartini" ucap ibu kartina sambil memasukan rantang untuk makan siang pak kartono. lalu pergi kembali menuju dapur.

Pak kartono masih bingung dengan sikap istrinya, dalam pikirannya, sudah tidak kenal kenapa harus di rayain pula. Dengan sejuta pertanyaan, pak kartono lalu melangkah pergi menuju sawah. dalam pikiran pak kartono , ia merasa kebingungan. Dengan cara apa merayakannya. 

Lalu, dari kejauhan dia melihat sebuah SD yang ada satu-satunya di dusun tersebut. 
"Baiklah, lebih baik bertanya kepada bapak guru disana. mungkin pak guru tahu siapa ibu kartini" ucap pak kartono di dalam hati.

"Permisi pak guru.. apakah saya mengganggu, saya mau bertanya sedikit" ucap pak kartono
"Silakan masuk pak, oh tidak pak, bel sekolah belum berbunyi. lagi pula anak-anak juga belum datang, ada yang bisa saya bantu?"

"maaf pak guru, perkenalkan saya kartono pak, saya tinggal di bawah bukit di ujung sawah sana" ucap pak kartono sembari menunjuk ke salah satu arah panah dengan tangannya.

"ada yang saya bisa bantu pak kartono?" tanya pak guru.

"begini pak, saya mau tanya siapa kan ibu kartini itu? istri saya tiba-tiba ingin merayakannya. saya ngga kenal kok disuruh memperingati?"

"oh, ibu Kartini itu salah satu pahlawan perempuan bangsa indonesia pak, bersama dengan Cut Nyak Dhien atau Martha Christina Tiahahu"

" oh mereka bersama-sama berjuang pak guru?"
"tidak mereka beda jaman, dan beda daerahnya perjuangannya"

"Ibu kartini adalah pejuang persamaan hak dan azasi wanita, sedang cut nyak dien dan martha christina tiahahu adalah pejuang perang melawan penjajah"

"Kenapa harus ibu kita kartini yang di peringati, kenapa mereka selaku pejuang tidak di peringati juga?"

"Bukan tidak di peringati, semua pejuang harus di peringati dan di hormati. Ibu kartini bagi wanita adalah sosok perjuangan kaum wanita, yang saat ini semua wanita di indonesia menikmatinya. sedangkan cut nyak dien dan martha christina tiahahu adalah pejuang yang dapat kita peringati bersama dengan pejuang-pejuangan lainnya dalam merebut kemerdekaan."

"lalu cara memperingatinya gimana pak?"

" Di berbagai daerah sih, cara memperingatinya dengan cara memakai kebaya.. ada yang memakai baju adat wanita selama 1 hari.."

"ohh gitu ya pak, "

*tuuuuuttttttt..* bunyi bel sekolah menandakan murid-murid SD bersiap masuk.

"terima kasih penjelasannya pak guru" ucap pak kartono sembari berusaha meraih tangan pak guru untuk salaman.
"eh sebentar pak kartono..."

Dengan senyum sumringah, pak kartono berlalu pergi. Saat itu juga, langkahnya bukan ke sawah tapi malah ke arah lain, yaitu menuju pasar ambruk di desa seberang.

Esok harinya...

Pagi-pagi buta, saat sang fajar menyingsing di ufuk timur, di sertai kabut putih yang menyelimuti dahan-dahan hijau bersemayam, goresan sapu lidi menyapu tanah ibu kartina menyapa pagi itu. Seperti biasa, halaman rumah selalu dirapikan oleh ibu kartina sebagai kewajiban kebersihan dan olah raga setiap hari.

Pak kartono diam-diam menyimpan sebuah kejutan untuk ibu kartina, dengan melangkah tegap dan senyum terhias di balik kumisnya yang tebal,  pak kartono pun membuka pintu dan berkata
"ibu, lihat hari ini kita rayakan ibu kartini hehehe"
sambil menunjukan baju kebaya warna hijau muda.. yang dipakai oleh pak kartono, lengkap dengan artibut kembennya.

"Astaga bapaaaakkkk!!!" sambil di lemparlah sapu lidi menuju suaminya.



**** selesai***







Wednesday, April 2, 2014

Kisah sebuah kotak telepon

Disudut malam, dimana sebuah tempat bernama Peoria.
21.31 GMT -08


http://foursessonpress.com



"kamu bahagia ga ?"

"ya lumayan lah daripada menangis"
"kamu ngapain aja disana?"
"aku mencoba hidup sesuai dengan naluriku sendiri"
"oh gitu"
"kalau kamu ?"
"aku masih belajar untuk berjalan kedepan, walau setengah hati untuk melihat kebelakang sejenak"
"masih juga...."
"iya masih.."
"kapan kamu berubah?"
"ini sedang mau berubah.."
"yaudah secepatnya berubahlah"
"aku perlu waktu, kan pepatah bilang, belajarlah dari sejarah. karena akan terus berulang"
"kabar kamu gimana?"
"aku sekarang sudah gendut tiada tara, kumisan, berjanggut, sudah tidak bisa berdiri lama"
"rambutmu sudah memutih tidak?"
"aku sekarang botak, mungkin iya kalau ada"
"suaramu tidak berubah tapi"
"iya, hanya suara yang tidak berubah, kamu sendiri gimana?"
"aku, masih terbaring bertahun-tahun"
"tapi masih cantik kan?"
"masih, tapi diantara lekukan keriput"
"yang penting masih cantik"
"kamu kapan kesini?"
"nanti deh, aku mau melihat anak kita menikah dulu"
"oh, sudah punya pacarkah dia? seperti apa wajahnya sekarang?"
"persis seperti kamu, hanya lebih kurus"
"kurus seperti kamu dulu?"
"iya.. kurus seperti aku"
"kamu sudah makan?"
"sudah, aku makan roti gandum campur telur setengah matang kesukaan kamu"
"aku harus pergi, sudah habis waktunya"
"yasudah, kamu baik-baik disana ya"
"iya, doakan aku ya"
"pasti"
"oke sayang.. aku tunggu kamu disini ya"
"iya. salam untuk malaikat disana"
"tut..tut..tut..tut...


Sometime, everything that we want, isn't what we need. Love could be happiness, but if in a the wrong way, can be deadly.
how we know that we are in the wrong way and how love make me happy.
Love not know time, at least love make a time.
Love is what we need, even there some wrong way to get it, it make us happy.
That what we love, is something that not know a time, and be there forever.

love your dream, love your passion, love people that love you to.

Love April,


lama blogspot bakal hangus nih... sekalian apa ya gue bikin buku dari pengalaman di blog ini..